Theseus Yang Perkasa

Raja Aegeous di Atena, adalah seorang raja yang adil dan bijaksana, ia sangat dicintai rakyatnya. Tetapi sang raja merasa tak bahagia, ia tak memiliki seorang putra yang kelak akan mewarisi tahtanya. Maka pada suatu hari pergilah sang raja kepada seorang peramal di Delphi.

"Apa yang harus kulakukan agar aku dikaruniai seorang anak laki-laki?" tanya raja Aegeous.

"Paduka harus menikahi Aethra, putri Raja Troezen. Tetapi istri paduka tidak boleh mengikuti ke Atena," jawab peramal itu.

Aegeous mengikuti petunjuk peramal itu. Ia menghadap raja Troezen untuk melamar putrinya, dan lamaran itu diterimanya. Beberapa waktu kemudian ketika Aehtra sedang menunggu kelahiran bayinya, Aegeous membawanya ke sebongkah batu besar.
Theseus ( Foto @Source )

"Aecthra, aku harus pulang ke Atena, dan aku..., apa boleh buat aku tak dapat membawamu. Kalau anak kita nanti laki-laki, katakan kepadanya bahwa di batu besar ini kusembunyikan kasut dan pedangku. Jika ia berhasil mengambilnya, suruh ia pergi ke Atena. Aku akan mengenalinya. Selamat tinggal!", kata Aegeous. Kemudian ia kembali ke Atena.

Setelah beberapa bulan di Atena, Aegeous mendapat kabar bahwa Aecthra telah melahirkan seorang bayi laki-laki. Ia amat bahagia karena pada akhirnya ia memiliki keturunan, tetapi Aegeous juga merasa sedih karena tak tahu kapan ia dapat melihat putranya.

Akan tumbuh kuatkan anakku? Mampukah ia mengambil kasut dan pedangku? pikir Aegeous sendirian dalam kamar istananya.

Ketika anak Aegeous yang bernama Theseus sudah berumur enam belas tahun, Aecthra membawanya ke dekat batu besar itu.

"Anakku, ini adalah ujianmu yang pertama. Bila kau berhasil mengangkat batu ini, dan dapat mengambil apa yang ada di bawahnya, kau dapat pergi ke Atena dan memeluk Raja Aegeous, Ayahmu!", kata Aecthra.

Ternyata dengan mudah Theseus menggulingkan batu besar itu, lalu mengambil pedang dan kasut yang ada di bawahnya. Kemudian ia minta diri kepada ibunya.

"Pergilah, anakku... Tetapi waspadalah, jalan ke Atena penuh dengan bahaya. Di Epidaurus, Corinthus, Megara dan Eleusis banyak berkeliaran para perampok yang suka menjarah dan membunuh orang yang lewat," kata Aecthra.

"Aku tidak takut, Ibu," jawab Theseus. "Aku tahu bagaimana membela diri."

Theseus memulai perjalanannya, dan belum jauh dari Epidaurus, ia melihat Periphetes menghadang jalannya.

"Mau ke mana kau?!", tanyanya dengan gada besi di tangannya, mengancam.

Sebagai jawaban Theseus segera menghunus pedangnya menghadapi Periphetes, dan membunuhnya. Theseus kemudian mengambil gada lawannya yang kemudian menjadi senjata kesayangannya.

Ketika Theseus terus berjalan di sekitar Corinthus, ia bertemu dengan perampok Sinis. Ia seorang perampok yang kejam, suka memaksa orang-orang yang lewat untuk melengkungkan sebatang pohon ke arah tanah. Ketika orang yang malang itu kehabisan tenaga, batang pohon itu akan melesat seperti pengungkit, dan melemparkan orang itu ke batu karang.

Theseus pun dipaksa Sinis untuk melakukan hal itu. Tetapi karena ia begitu kuat, patahlah pohon itu dan menggencet Sinis sampai mati.

Ketika berjalan lagi, di Megara Theseus bertemu dengan penjahat ketiga, Schiron. ia adalah manusia raksasa yang menanti korban-korbannya dengan berdiri di atas batu karang. Ia selalu menyeret orang-orang yang ia tangkap dan melemparkannya ke bawah.

Begitu mendengar suara orang jatuh, muncullah kura-kura raksasa dari gua di antara pantai dan laut, memangsa hidup-hidup orang yang dilemparkan oleh Schiron.

Sambil tertawa terbahak-bahak Schiron menyaksikan korbannya mati dikeroyok kura-kura ganas. Tetapi saat ia menangkap Theseus, ia dilawan dan dikalahkan. Schiron dihempaskan ke bawah oleh Theseus. Begitu ia jatuh langsung disergap dan dimangsa oleh kura-kura raksasa itu hingga menemui ajalnya.

Atena kini semakin dekat bagi Theseus, tetapi menjelang sampai di Eleusis, ia dihadang oleh Procustes, perampoak yang paling ganas. Procustes selalu menangkap orang yang lewat, dan setelah menelanjangi mereka, dibawanya masuk kedalam goa. Korban-korbannya ia rentangkan di tempat tidurnya, bila ukuran badannya persis dengan tempat tidurnya, mereka dibebaskan.

Tetapi kalau kaki mereka, misalnya terlalu panjang dan menjorok dari tempat tidur, atau kalau terlalu pendek dan tidak mencapai ujung-ujungnya, Procustes akan memotongnya, atau menarik kaki-kaki yang terlalu pendek itu dengan rantai. Bagaimanapun, terlalu panjang atau terlalu pendek, korbannya selalu mati tersiksa. Ketika Procustes mencoba menangkap Theseus, ia dilawan dan dikalahkan, kemudian dibunuh.

Akhirnya Theseus sampai di Atena. Ketika ia memperlihatkan kasut dan pedangnya, ia dikenali oleh Raja Aegeous sebagai putranya. Theseus disambut dengan kebesaran sebagai putra terkasih dan pewaris tahta kerajaan di Atena.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Telur Naga Putih

Putri Bungsu

Kisah Hercules Lengkap