Telur Naga Putih
Dahulu
ada sebuah keluarga nelayan mempunyai seorang anak laki - laki. Bila
mereka pergi bekerja, anaknya tinggal di rumah untuk menjaga rumah.
Pada
suatu hari suami istri nelayan itu menunggu ikan - ikan memasuki alat
penangkap ikan mereka yang berupa tangguk besar. Sial, seekor pun tidak
ada yang mau masuk. Meskipun demikian, mereka tidak berputus asa.
Tangguknya
tetap dimasukkan dan diangkat berulang - ulang tanpa mengenal lelah.
Akhirnya ketekunan mereka berhasil juga. Pada waktu mereka mengangkat
tangguk mereka untuk kesekian kali, ternyata di dalamnya terlihat ada
sebutir telur yang amat besar.
Karena
ngeri mendapatkan benda ajaib itu, telur itu segera mereka masukkan
kembali ke dalam air. Anehnya, setiap kali mereka mengangkat tangguknya,
setiap kali ada pula telur itu dan setiap kali segera mereka masukkan
kembali ke dalam air.
Keadaan
ini berulang terus, walaupun telah mereka pindahkan tangguk mereka ke
tempat lain. Rupanya telur itu berkeras hati untuk tetap bersama mereka.
Akhirnya, karena putus asa telur itu pun dibawa pulang.
Sampai
di rumah, dilihatnya anak tersayang mereka sedang tidur. Karena tidak
mendapatkan ikan, maka telur itu pun direbusnya. Setelah matang, telur
itu mereka makan sebagai lauk teman nasi.
Begitu
perut mereka kenyang, timbullah suatu keajaiban. Kedua suami istri itu
perlahan - lahan berganti rupa menjadi dua ekor naga yang besar.
Keajaiban ini tidak menimpa putra mereka karena ia belum sempat memakan
telur itu.
Setelah
terjaga dari tidurnya, anak itu pun menjadi sangat ketakutan waktu
melihat keadaan orang tuanya. Ia pun menangis dengan sedihnya. Melihat
itu, kedua naga itu segera menjilati pipi putra mereka yang sangat
mereka kasihi itu.
Setelah
anaknya tenang, ayahnya menasihatinya, agar tidak makan telur di atas
dulang. Telur itu adalah telur naga putih yang hidup di sungai tempat
mereka sering mencari ikan dan siapa saja yang makan telur itu akan
menjadi naga seperti mereka.
Setelah meninggalkan pesan itu, kedua naga itu pun terjun ke dalam sungai untuk bertempur dengan naga putih,
yang telah mengubah wujud mereka. Dua pesan lain mereka berikan juga
kepada putranya. Apabila timbul darah merah pada air sungai, itu berarti
bahwa mereka kalah. Namun, bila timbul darah putih, itu berarti bahwa
naga putihlah yang kalah. Tanda hasil pergulatan itu akan terlihat
apabila hujan turun rintik - rintik pada hari panas dan pelangi timbul
di antara langit dan bumi.
Setelah
orang tuanya masuk ke dalam sungai anak itu duduk teremenung. Ia
terlalu kecil untuk menantang hidup ini. Tiap hari ia memandangi air
sungai. Berharap agar kedua orang tuanya muncul lagi. Hingga pada suatu
hari saat hujan turun rintik - rintik. Di langit ada pelangi berwarna -
warni, pada saat itulah air sungai menyembulkan darah berwarna putih
seperti susu. Anak itu yakin sekarang bahwa kedua orang tuanya telah
memenangkan pertempuran dengan si Naga Putih.
Namun,
ayah dan ibunya tak pernah kembali ke rumah lagi. Anak itu menunggu di
tepi sungai dan terus menunggu hingga akhir hayatnya, karena ia memang
tidak dapat hidup sendiri tanpa orang tuanya.
Tempat kejadian cerita ini sekarang disebut LOK SI NAGA atau LOK LUA artinya SUNGAI NAGA.
Ringkasan
BalasHapus