Minotaurus Manusia Berkepala Banteng
Pada suatu hari Theseus diapnggil menghadap Raja Aegeous, ayahnya. Saat itu ada keheningan yang mencekam di kota Atena.
"Anakku,
hari ini adalah saat yang amat sedih dan pahit bagi rakyat kita. Empat
pemuda dan gadis kita berangkat ke Creta, untuk diserahkan kepada Raja
Minos yang akan dijadikan sebagai mangsa Minotaurus," kata Raja Aegeous.
Beberapa
tahun yang silam ada perang besar antara Creta dan Atena. Untuk
mencapai perdamaian dan menyelamatkan kota, penduduk Atena berjanji
bahwa setiap tahun mereka akan menyerahkan tujuh pemuda dan tujuh gadis
sebagai upeti kepada Raja Minos. Atas perjanjian itu Minos mau mundur
meninggalkan Atena.
Mendengar itu, Theseus menjadi marah.
![]() |
Pertarungan Minotaurus Dengan Theseus ( Foto @Source ) |
"Aku
akan berangkat bersama orang-orang tak berdosa yang malang itu. Aku
akan menghadapi Minotaurus dan akan membunuhnya... atau aku yang akan
terbunuh!", kata Theseus dengan geram.
"Aku
tahu, anakku, dan aku juga tak dapat menahanmu," jawab Aegeous.
"Berangkatlah, semoga para Dewa membantumu. Tetapi dengarlah, bila kau
berhasil dalam tugasmu dan kau pulang sebagai pemenang, kibarkanlah pada
tiang pancang perahumu layar putih. Dan perintahkanlah anak buahmu
untuk mengibarkan layar hitam jika kau yang terbunuh. Dengan demikian
aku yang setiap hari memandangi laut menantimu akan segera tahu, apakah
aku harus gembira atau menangis."
Ketika
rombongan itu sampai di Creta, mereka dianggap sebagai tamu sehari di
istana raja, sebelum dilemparkan ke dalam Labirin. Arianna, putri raja
yang cantik jelita, melihat Theseus yang gagah dan perkasa, merasa
kasihan dan segera jatuh cinta.
"Hai, orang asing, siapakah kau? Hatiku hancur memikirkan bahwa tak lama lagi kau akan mati, menjadi mangsa Minotaurus!"
"Aku adalah Theseus, putra Raja Aegeous dari Atena. Aku datang ke sini bukan untuk mati, tetapi untuk membunuh Minotaurus."
"Membunuh
Minotaurus? Ah, kalau pun kau nanti dapat berhasil membunuhnya kau akan
mati juga, karena tak ada orang yang dapat keluar dari Labirin...,"
kata Arianna.
"Tapi....,
aku dapat membantumu," sambungnya. "Besok pagi, sebelum aku diarak
bersama yang lain ke Labirin, aku akan memberimu segulung benang dan
sebilah pedang yang ujungnya beracun."
"Segulung benang? Untuk apa?" tanya Theseus.
"Biarkanlah
gulungan benang itu mengurai, dan dengan mengikuti benang itu kau akan
dapat menemukan jalan keluar kembali" jawab gadis yang tak hanya cantik,
tapi juga amat cerdik itu.
Pada
keesokan harinya, setelah menerima gulungan benang dan pedang secara
sembunyi, Theseus masuk ke dalam Labirin bersama-sama yang lain. Semua
orang yang dikorbankan itu memasuki ruang-ruang yang berbelit-belit dan
keheningan semakin lama semakin mencekam.
"Tiba-tiba
bergema suara lenguhan yang membuat bulu roma merinding. Minotaurus
muncul, makhluk besar, dengan lubang hidung mengembung, kerongkongan
menggelembung, dan mata merah menyala-nyala. Sambil mengeram ia meloncat
ke arah Theseus yang berjalan paling depan.
Tetapi
dengan pedang terhunus Theseus telah siap untuk membabat pangkal leher
makhluk itu. Terdengar suara meraung, Minotaurus mundur sambil membuka
lengannya, matanya berputar membalik, dan dengan lenguhan tercekik
Minotaurus terjerembab ke tanah.
Setelah
beberapa waktu kejang sekarat, akhirnya makhluk itu menemui ajalnya,
terbakar oleh racun yang ada di ujung pedang Theseus.
"Semua iktu aku....!", teriak Theseus.
Dengan
mengikuti jejak benang putih yang sebelumnya selangkah demi selangkah
terulur, dengan mudah mereka menemukan jalan kembali keluar dari
Labirin.
Beberapa
saat kemudian, sebelum Raja Minos mengetahui apa yang terjadi,
pemuda-pemuda dari Atena itu telah sampai di perahu mereka,
mengembangkan layar dan berangkat ke Atena. Bersama mereka ikut pula
Arianna yang jatuh cinta kepada Theseus, tetapi rupanya Theseus tak
membalas cintanya, dan justru menyia-nyiakan. Ketika perahu mereka
berhenti di pulau Nixos, suatu pulau yang dipercaya orang tanpa
penghuni, Arianna kelelahan dan tertidur di bawah pohon. Tanpa rasa
bersalah Theseus meninggalkannya, kembali berlayar sebelum gadis itu
terbangun.
Namun
hal itu merupakan keuntungan bagi Arianna. Tak lama setelah perahu
Theseus berada di tengah lautan, perahunya dihempas badai, yang
menggoyakkan layar perahu. Theseus memerintahkan agar dipasang dengan
layar lain.
"Tak ada...," jawab salah satu pemuda itu. "Tinggal yang berwarna hitam!"
"Tidak
apa-apa, yang penting adalah membebaskan diri dari badai ini!" Tanpa
mengingat apa yang telah dipesankan oleh Raja Aegeous, Theseus
memerintahkan memasang layar hitam itu.
Perahu
dengan layar hitam itu akhirnya sampai ke Atena dengan selamat. Raja
Aegeous yang hari demi hari mengamati laut, ketika melihat perahu dengan
layar hitam, ia mengira bahwa itu mengisyaratkan kematian Theseus,
putranya. Karena merasa putus asa, dari atas batu karang raja itu
menjatuhkan diri ke laut, yang kelak dinamai Laut Aegeia.
Komentar
Posting Komentar