Kisah Raja Angkuh Yang Kalah Dengan Gelandangan
Di
suatu gurun pasir yang tandus, terdapat sebuah penginapan kuno. Namanya
Penginapan Pintu Singa. Dinamakan demikian, karena di pintu gerbangnya
terdapat patung kepala singa. Suatu hari, datanglah seorang Menteri
kerajaan ke penginapan itu.
"Aku ingin mendapat kamar yang terbagus dan termahal di penginapan ini," ucap Menteri itu.
Pemilik
penginapan pun menyahut. "Tapi, tuanku kamar terbagus dan termahal itu
sudah ditempati seorang saudagar sejak kemarin. Sekarang saudagar itu
sedang pergi ke kota."
"Ah,
baru seorang saudagar ! Saya ini Menteri ! Turuti perintahku ! Sekarang
pindahkan barang - barang saudagar itu ke kamar lain ! Kalau dia marah,
suruh menghadap aku !" kata Menteri dengan angkuhnya.
![]() |
Ilustrasi Gelandangan ( Foto @U-Report ) |
"Aku
ingin mendapat kamar yang terbagus dan termahal di penginapan ini,"
ucap Perdana Menteri. Si pemilik penginapan pun menjawab, "Tapi Tuan,
Kamar yang Anda cari itu sudah ditempati oleh seorang Menteri."
"Ah,
baru seorang Menteri ! Aku ini Perdana Menteri ! Turuti Perintahku !
Sekarang katakan kepada Menteri yang ada di kamar itu untuk segera
memindahkan barang - barangnya ke kemar yang lainnya ! Kalau dia menolak
dan marah, suruh ia menghadap aku !" ucap Perdana Menteri dengan begitu
angkuhnya.
"Baik,
Baik tuanku Perdana Menteri !" Pemilik penginapan pun lantas menuruti
kemauannya. Menteri tadi dengan terpaksa pindah kamar, karena ia takut
kepada Perdana Menteri. Beberapa waktu kemudian datang seorang Raja ke
penginapan Pintu Singa itu.
"Aku
ingin tidur di kamar yang terbagus dan juga termahal yang ada di
penginapan ini," Ucap Raja. Si pemilik penginapan pun menyahut penuh
dengan rasa gugup. "Yang Mulia Tuanku Raja. Kamar terbagus dan juga termahal yang ada di sini sudah ditempati oleh Perdana Menteri."
"Oh...
begitu ya ! Coba kamu katakan pada Perdana Menteri itu untuk segera
memindahkan barang - barangnya ke kamar lain ! Ini perintah Raja ! Kalau
Dia tidak mau, menolak dan marah, lekas suruh menghadap aku !" ucap
Raja dengan begitu angkuhnya. Pemilik penginapan pun dengan terpaksa
menurutinya. Pemilik penginapan itu lalu sempat berkata kepada
pelayannya," Aku berani bertaruh, pasti tak akan ada yang bisa mengusir Raja dari kamar itu !"
"Akh....,
belum tentu tuan. Di atas langit, masih ada langit... Aku yakin masih
ada yang bisa mengusir Raja itu dari kamarnya !" Ucap Si pelayan.
Saat
segala urusan pemindahan selesai, Raja siap - siap masuk ke kamar
terbagus dan juga termahal itu. Akan tetapi tiba - tiba saja datanglah
seorang gelandangan dengan pakaian yang kumuh.
"Bagaimana
keadaan kamar terbagus dan juga termahal yang kusewa sejak kemarin ?
Apakah sudah dibersihkan hari ini ?" tanya Gelandangan itu.
"Kamu
bicara apa, gelandangan kotor ? Beraninya kau bertanya mengenai kamar
terbagus dan termahal !" ucap Pemilik penginapan dengan kesal.
"Aku
ini orang yang menyewa kamar itu kemarin ! Aku memang seorang
gelandangan. Kemarin uangku banyak karena aku baru saja mendapatkan
warisan, makanya aku bisa menyewa kamar itu ! Dan bisa berpakaian
seperti seorang saudagar. Nah, sekarang uang warisanku sudah habis. Akan
tetapi aku masih memiliki hak untuk menginap di kamar terbagus dan juga
termahal itu. Karena aku sudah membayarnya untuk tiga malam. Ini aku
masih pegang kunci kamarnya," gelandangan itu mengacung - acungkan kunci
di tangannya.
Si
pemilik penginapan pun bengong dan bingung. Rupanya benar, gelandangan
ini yang menyewa kamar terbagus dan termahal itu kemarin. Pakaiannya
sekarang memang compang - camping tidak seperti kemarin. Tapi wajahnya
memang dia.
"Tapi,
wahai tuan gelandangan ! Kamar terbagus dan termahal itu sekarang akan
ditempati oleh Sang Raja," Ucap Si Pemilik Penginapan kemudian, Tiba -
tiba gelandangan itu tertawa terbahak - bahak.
"Apa,
Raja ? Jadi Raja yang akan menempati kamar itu ? Ha ha ha ha... Jadi
Raja yang mulia mau menginap di kamar yang bekar aku tiduri ?
Gelandangan miskin yang berpenyakit kulit ini !"
Raja
yang mendengar perkataan gelandangan itu, buru - buru mengajak
pengawalnya keluar dari penginapan itu. Beliau tak jadi menginap, karena
tak mau menempati kamar yang bekar ditiduri gelandangan itu. Akhirnya
Gelandangan itulah yang menempati kamar terbagus dan termahal di
Penginapan Pintu Singa. Ia memang berhak, karena telah membayar sejak
kemarin.
Pelajaran Yang Bisa Diambil Dari Kisah Di Atas Adalah Bahwa Di Atas Langit Masih Ada Langit, Dan Jangan Menyangka Bahwa Seorang Yang Kamu Anggap Kecil Tidak Bisa Mengalahkan Yang Besar
Yuk,
sobs dibantu sharenya sebanyak - banyaknya ya untuk postingan ini !,
Semoga banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah dongeng di atas
:) Terima Kasih
Komentar
Posting Komentar