Kisah Hercules Lengkap
Dari Ratu Alcmena yang cantik bersama Yupiter, lahirlah seorang bayi laki-laki di kota Thebes yang diberi nama Hercules.
Anak itu amat dicintai oleh Yupiter, maka ia menetapkan untuk
menjadikannya seorang makhluk yang sempurna. Dewi Juno yang bengis
sangat iri kepada bayi itu, sehingga ketika bayi itu masih berada dalam
buaian, ia mengutus dua ular raksasa agar membelitnya sampai mati.
Tetapi ketika melihat ular utusan Dewi Juno, Hercules kecil bangkit dan menghadapi mereka dengan berani, ia mencekik kedua ular itu hingga binasa. Hercules begitu kuat, dan sayangnya dia agak angkuh serta mudah marah, sehingga Dewi Juno tak henti-hentinya menggunakan kelemahan Hercules itu untuk membangkitkan kemarahannya.
Pada suatu hari, terjadilah suatu peristiwa yang sangat menyedihkan. Ketika Hercules melemparkan kecapi kepada gurunya, naas kecapi itu mengenai kepala sang guru hingga membuatnya tewas.
Dengan penuh duka cita Ratu Alcmena terpaksa harus menghukum anaknya. Hercules kemudian dibuang dari istana dan dipercayakan kepada seorang pengembala yang hidup digunung-gunung.
Hercules bukannya menyesal dengan hukuman yang diterimanya, ia justru merasa bahagia. Ia belajar berburu, memanah, dan tidak takut terhadap kegelapan malam, dingin yang mencekam, maupun binatang buas.
Dalam petualangannya, pada suatu hari Hercules bertemu dengan dua orang gadis di suatu persimpangan jalan. Rupanya kedua gadis itu memang sedang menantikan dirinya.
"Hercules, aku adalah sang Sukacita. Datang dan berjalanlah di jalanku yang terbuat dari rumput lembut dan aneka bunga yang pada ujungnya ada kekayaan dan kebahagiaan," kata salah satu dari mereka dengan tersenyum. Gadis yang lebih muda dan cantik dari satunya.
"Hercules, aku adalah sang Keutamaan," kata gadis yang sudah tak muda, tak cantik pula. "Datanglah dan berjalanlah di jalanku yang terbuat dari batu dan kerikil tajam, pada ujungnya ada kemuliaan yang tak akan pernah pudar." gadis itu berkata tanpa senyum di bibirnya.
"Aku ikut denganmu," sahut Hercules.
Sungguh amat sulit jalan Hercules menuju kemuliaan. Disaat sedang marah, Dewi Juno membuat mata Hercules berkilat-kilat membara. Sehingga pada suatu ketika Hercules sampai hati membunuh istri dan kedua anaknya. Setelah kemarahannya mereda, Hercules menjadi menyesal dan sedih sekali, ia menangis sepanjang hari. Tetapi para dewa sangat marah karena perbuatan Hercules yang bodoh itu. Oleh karena itu Hercules mohon pengampunan atas kejahatan yang telah dilakukannya.
Hercules kemudian pergi ke Delphi. Di sana ia bertemu dengan seorang imam wanita, namanya Pitia, yang artinya sang Kepercayaan. Imam wanita itu dapat meramalkan masa yang akan datang.
"Hercules, pergilah ke kota Tiryn. Abdikanlah dirimu dengan raja Eurystheus, pamanmu, yang akan meletakkan di atas pundakmu dua belas penderitaan dan kesusahan. Kalau kau dapat mengatasi dan menyelesaikan semuanya, kau akan mendapat pengampunan dari para Dewa," kata Pitia.
Atas petunjuk Pitia, Hercules kemudian berangkat dan memulai perjalanannya. ketika memasuki istana Tiryn, raja Eurystheus yang pemalu dan penakut menjadi ketakutan melihat kedatangan Hercules.
"Aku datang untuk mengabdikan diri kepadamu," ujar Hercules memenangkan raja Eurytheus.
"Jika demikian, pergilah kau ke hutan Nemea. Di hutan itu ada singa yang menghabiskan domba-domba dan mencabik-cabik para pengembala. Bunuhlah singa itu dan bawalah kulitnya padaku," perintah raja Eurytheus dengan maksud menjauhkan Hercules sedapat mungkin agar jangan sampai datang lagi.
"Perintahmu akan kulaksanakan," jawab Hercules
Kemudian pergilah Hercules menuju hutan Nemea. Seorang penduduk daerah itu berkata kepadanya; "Tidak tahukah kau bahwa singa itu tak dapat dilukai, karena kulitnya keras seperti besi baja?"
"Aku tak takut akan hal itu," jawab Hercules
Hercules kemudian masuk ke dalam hutan. Ketika melihat singa itu segera ia bersiap menghadapinya. Melihat ada mangsa, singa itu melompat menghadang Hercules. Dengan cepat Hercules menyerang dan menghantamnya dengan tangan kosong, lalu dengan cepat pula ia mencekik singa itu hingga menemui ajalnya.
PERINTAH YANG HARUS DILAKSANAKAN
Setelah membunuh dan menguliti singa itu, Hercules membawa kulitnya kepada raja Eurystheus.
"Sekarang pergilah menghadapi Hydra dari Lema, seekor binatang mengerikan berkepala tujuh. Dengan semburan nafasnya yang beracun telah membunuh banyak orang. Bunuhlah binatang itu!", kata raja Eurystheus saat menerima kulit singa itu. Ia langsung memberi tugas kedua kepada Hercules.
Maka pergilah Hercules dengan ditemani oleh Lolaus, sahabat karibnya. Ketika mereka sampai di danau daerah Lema, Hercules mencium dan merasakan suasana kematian, serta keheningan yang amat mencekam. Hydra tak kelihatan. Hercules melemparkan sebongkah batu ke danau dan menyalakan obor sambil berteriak, ia berhasil mengusik binatang itu.
Tiba-tiba air danau bergolak berpusar dan Hydra menyembul dengan cepat sambil mulutnya menyemburkan racun ke arah Hercules dan Lolaus. Hercules menebaskan pedangnya ke kepala Hydra, tetapi dari setiap kepala yang berhasil ditebas segera tumbuh lagi dua kepala.
"Lolaus! Ambillah obor, setelah kupenggal salah satu kepalanya segera bakar lukanya!", teriak Hercules.
"Ya....," jawab Lolaus yang gemetar karena ketakutan. Dengan cepat ia melaksanakan apa yang diperintahkan kepadanya, dicocokkan obornya pada leher Hydra yang terpenggal, maka kepala binatang itu tidak tumbuh lagi. Akhirnya Hydra binasa.
Sebelum kembali Ke Tiryn, Hercules mencelupkan ujung-ujung anak panahnya pada darah binatang itu, dan dengan demikian ia memberi racun semua anak panahnya.
Raja Eurystheus sebenarnya tidak mengharap Hercules kembali dengan selamat. Begitu Hercules datang ia sudah menyiapkan tugas yang berikutnya. Kepadanya diperintahkan agar menangkap babi hutan Eryamnthus, seekor binatang yang sangat besar. Binatang itu sering menculik penduduk dan kemudian membunuhnya.
Ketika menghadapi binatang itu, Hercules merasa tidak takut. Saat binatang itu menyerang, ia dengan cepat meloncat menghindar. Tiba-tiba babi hutan itu melarikan diri, Hercules segera menyergap dan menangkapnya. Dipanggulnya binatang itu dan dibawa kepada raja Eurytheus yang karena amat ketakutan kepadanya, lari dan menyembunyikan diri di dalam tong besar.
Perintah berikutnya yang harus dilaksanakan Hercules adalah menangkap Ceryneia yang dikeramatkan bagi Diana. Ceryneia, adalah seekor rusa betina dengan tanduk emas dan kuku perak yang dapat lari dengan kecepatan seperti angin.
Binatang itu tak mengenal lelah, setelah memburu hampir setahun, Hercules akhirnya berhasil menangkapnya.
Perintah kelima yang harus dilaksanakan oleh Hercules ialah mengusir dan membunuh burung-burung raksasa. Burung-burung itu memiliki paruh, sayap, dan bulu dari tembaga, bulu-bulunya tajam seperti anak panah. Burung-burung itu menguasai danau Tymphalus dan melakukan pembunuhan terhadap manusia.
Hercules tak merasa gentar dan ragu. Ia mengobrak abrik dan membuat burung-burung itu keluar dari sarangnya. Hercules berhasil membunuh sejumlah besar burung itu dengan anak panahnya yang telah diberi racun ujungnya dengan darah Hydra. Burung-burung yang lain terbang melarikan diri karena peluit Hercules yang diterima dari Dewi Minerva sebagai hadiah.
Tugas selanjutnya, adalah perintah yang keenam bagi Hercules, ia harus merebut ikat pinggang Hyppolita, ratu penguasa Amazon yang memiliki bala tentara wanita. Ikat pinggang milik Hyppolita sangat mengagumkan, teranyam dari emas dan bertabur manikam. Hercules denga beberapa temannya setelah tiba di istana Amazon langsung menghadap ratu Hyppolita, dan dengan amat halus serta sopan Hercules mohon agar ikat pinggang itu dihadiahkan kepada dirinya.
Begitu mulit ratu Hyppolita yang cantik itu, ia menyetujui memberikan ikat pinggang itu. Tetapi ketika sabuk itu akan diberikan kepada Hercules, muncullah Dewi Juno dengan menyamar sebagai salah seorang prajurit wanita Amazon, ia berteriak mengatakan bahwa Hercules hendak merampok sang Ratu.
Mendengar itu, para prajurit wanita Amazon berdatangan dan menyerang Hercules dan kawan-kawannya. Dalam pertempuran itu salah satu anak panah Hercules mengenai dan membunuh Hyppolita. Hercules menjadi terkejut. Sambil memeluk tubuh Hyypolita yang sudah menjadi mayat ia menangis menyesali kejadian itu.
Eurytheus sangat gembira dapat memiliki ikat pinggang Hyppolita. Ia kemudian memberikan perintah selanjutnya, tugas ke tujuh yang harus dilaksanakan Hercules, yaitu dalam satu hari harus sanggup membersihkan kandang Raja Augeas. Raja itu memiliki beribu-ribu sapi yang merumput di berbagai padang. Setiap hari binatang-binatang itu kembali ke kandang yang luar biasa besarnya, dan selama tiga puluh tahun belum pernah dibersihkan.
Dalam kandang-kandang itu telah menumpuk kotoran tak terkirakan banyaknya, dan dihuni bermacam-macam ulat menjijikkan serta lalat. Dari kandang itu merebak bau busuk yang tak tertahankan. Membersihkannya dalam satu hari adalah suatu pekerjaan mustahil, tetapi Hercules menyanggupinya.
Di dekat kandang itu mengalir dua sungai besar. Dari bukit-bukit di sekitarnya dia membuat bendungan untuk mengalihkan aliran sungai itu melewati antara kandang-kandang, dengan demikian aliran sungai itu menghayutkan semua kotoran yang ada di dalamnya. Melihat hal itu, Eurytheus merasa putus asa dan mulai berpikir bahwa dirinya tak akan pernah berhasil membebaskan diri dari bayangan Hercules.
AKHIR HIDUP HERCULES
Dengan susah payah Hercules telah menyelesaikan semua ketujuh perintah raja Eurytheus. Tugas kedelapan, menangkap kuda-kuda betina Raja Diomedes, yaitu kuda buas yang mengerikan, dapat menyemburkan kilat-kilat api dari lubang hidungnya dan memakan daging manusia.
Dan selanjutnya Hercules harus menangkap banteng Creta, yang telah menghancurkan semua padang rumput dan membantai domba-domba gembala di pulau itu, serta menangkap banteng-banteng merah milik raksasa Geryon, binatang raksasa dengan dua kaki, tiga badan, tiga kepala dan enam lengan. Hercules berhasil menangkap semua binatang itu dan membawanya kepada Raja Eurytheus.
"Hercules keponakanku...., kau tahu bahwa jauh di barat sana ada sebuah pulau. Di sana para Hesperides menjaga apel emas yang dikeramatkan bagi Yupiter. Meskipun demikian, aku menginginkan sebagian dari buah apel emas itu," kata Eurytheus.
Tanpa banyak kata Hercules segera berangkat untuk menunaikan tugas itu. Setelah melakukan perjalanan yang amat jauh Hercules sampai di pulau para Hesperides dan berhasil mencuri sebagian dari apel emas itu, kemudian menyerahkannya kepada Eurytheus, pamannya.
Raja Eurytheus akhirnya memberikan tugas yang terakhir, yaitu untuk menangkap Cerberus, seekor anjing yang dapat menggonggong dengan tiga kepala, yang menjaga gapura Kerajaan Maut.
Apa yang dilakukan oleh Hercules dirasa tak pantas mencuri Cerberus dari tuannya Pluto, saudara Yupiter. Oleh karena itu ia menghadap Pluto dengan rendah hati minta izin untuk mengambil anjing itu. Pluto tahu bagaimana sang pahlawan mesti diampuni.
"Baiklah, kuijinkan kau pergi ke sana. Tetapi waspadalah, karena kau harus menghadapinya sendiri tanpa senjata," jawab Pluto.
"Terima kasih sang Raja," kata Hercules.
Hanya dengan tangan kosong Hercules menghadapi Cerberus yang mempertahankan diri dengan sia-sia. Ketika ia berhasil menangkap bagian pangkal ketiga lehernya, Cerberus akhirnya menyerah. Binatang itu kemudian mengikuti Hercules dengan patuh, pergi menghadap Eurytheus.
Ketika melihat kedatangan anjing dari Kerajaan Maut itu, Raja Eurytheus berteriak ketakutan.
"Bawa pergi binatang itu, Hercules! Pergilah, dan jangan pernah kembali lagi....!"
Setelah menyelesaikan kedua belas tugas itu dengan susah payah, Hercules mendapat pengampunan dari para dewa, lalu meninggalkan Tiryn dan mulai mengembara di dunia. Ia melakukan beratus-ratus petualangan dengan mengalahkan binatang-binatang buas, menghukum orang-orang jahat, dan membantu yang lemah.
Akhirnya Hercules sampai di istana Aetolia, dan jatuh cinta kepada seorang gadis cantik putri seorang raja yang bernama Deianira. Tetapi sang putrai telah ditunangkan dengan Anchelous, seorang tukang sihir raksasa yang mampu beralih rupa menjadi seekor ular, banteng, bahkan menjadi manusia berkepala kambing.
"Aku tak takut, baik terhadap ular, banteng atau kambing," ucap Hercules. Kemudian ia menjumpai Anchelous dan mengatakan bahwa dirinya hendak memperistri Deianira.
Dengan tiba-tiba Anchelous berubah menjadi banteng dan menyerang Hercules. Dengan cekatan Hercules berhasil merengut dan mematahkan salah satu tanduknya. Anchelous kemudian berubah menjadi manusia lagi.
"Cukup, kau telah mengalahkan aku. Ambillah gadis itu," katanya.
Dengan demikian Hercules memperistri Deianira, dan mereka lalu mengembara, mengikuti nasibnya, ke seluruh daerah, menghadapi setiap jenis petualangan. Indah memang, tapi oleh nasib telah ditentukan tidak berlangsung lama.
Suatu ketika, karena harus mengarungi sungai Euenas yang besar dan meluap airnya, Hercules minta bantuan kepada Nessus, seekor Centaurus, makhluk setengah kuda, setengah manusia.
"Dengan senang hati, Hercules, aku akan membawa istrimu ke seberang," jawab Nessus, kemudian menaikkan Deinaira ke atas punggungnya, dan segera melarikannya.
Mendengar teriakan istrinya, Hercules langsung membidikkan anak panah beracunnya dan tepat mengenai tubuh Nessus.
"Deianira, aku berasa bahwa kematian telah mendekatiku. Aku sebenarnya tidak ingin menistaimu, tetapi hanya ingin menunjukkan cintaku padamu....," kata binatang setengah kuda setengah manusia itu dalam keadaan sekarat.
"Untuk mendapatkan pengampunanmu aku ingin memberitahukan bahwa dengan darahku kau dapat membuat ramuan ajaib. Bila suatu hari nanti Hercules tidak lagi mencintaimu, suruhlah ia mengenakan jubah yang kau celupkan dalam ramuan itu... ia akan mencintaimu kembali lebih daripada sebelumnya..." Setelah berkata demikian Nessus menemui ajalnya.
Beberapa tahun kemudian, karena takut Hercules tidak mencintainya lagi, Deinaira mencelupkan sepotong jubah dalam ramuan darah Centaurus dan mengenakan pada suaminya. Namun, terjadilah sesuatu yang mengerikan. Nessus telah berdusta, ia tahu bahwa panah yang telah membunuh dirinya itu adalah panah beracun, dan ia ingin membalas dendam. Racun itu kemudian membakar tubuh Hercules seperti nyala api.
Dengan mengaduh kesakitan Hercules berusaha melepaskan jubah itu, tetapi sia-sia. Jubah itu seakan-akan telah meresap memasuki kulitnya dan menyiksanya. Karena tak mampu menahan siksaan itu, Hercules mengangkat timbunan kayu api dan membakar dirinya.
Demikian akhir hidup Hercules... Tetapi, sebagai imbalan atas jerih payahnya menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan, Yupiter menangkat Hercules ke puncak gunung Olympus... dan menjadikan makhluk yang tak dapat mati, seperti para Dewa!
Begitulah Kisah Lengkap / Dongeng Hercules yang begitu melegenda yang mungkin sering kita dengar saat kita kecil dulu.
Tetapi ketika melihat ular utusan Dewi Juno, Hercules kecil bangkit dan menghadapi mereka dengan berani, ia mencekik kedua ular itu hingga binasa. Hercules begitu kuat, dan sayangnya dia agak angkuh serta mudah marah, sehingga Dewi Juno tak henti-hentinya menggunakan kelemahan Hercules itu untuk membangkitkan kemarahannya.
Pada suatu hari, terjadilah suatu peristiwa yang sangat menyedihkan. Ketika Hercules melemparkan kecapi kepada gurunya, naas kecapi itu mengenai kepala sang guru hingga membuatnya tewas.
![]() |
Film Hercules ( Foto @Source ) |
Dengan penuh duka cita Ratu Alcmena terpaksa harus menghukum anaknya. Hercules kemudian dibuang dari istana dan dipercayakan kepada seorang pengembala yang hidup digunung-gunung.
Hercules bukannya menyesal dengan hukuman yang diterimanya, ia justru merasa bahagia. Ia belajar berburu, memanah, dan tidak takut terhadap kegelapan malam, dingin yang mencekam, maupun binatang buas.
Dalam petualangannya, pada suatu hari Hercules bertemu dengan dua orang gadis di suatu persimpangan jalan. Rupanya kedua gadis itu memang sedang menantikan dirinya.
"Hercules, aku adalah sang Sukacita. Datang dan berjalanlah di jalanku yang terbuat dari rumput lembut dan aneka bunga yang pada ujungnya ada kekayaan dan kebahagiaan," kata salah satu dari mereka dengan tersenyum. Gadis yang lebih muda dan cantik dari satunya.
"Hercules, aku adalah sang Keutamaan," kata gadis yang sudah tak muda, tak cantik pula. "Datanglah dan berjalanlah di jalanku yang terbuat dari batu dan kerikil tajam, pada ujungnya ada kemuliaan yang tak akan pernah pudar." gadis itu berkata tanpa senyum di bibirnya.
"Aku ikut denganmu," sahut Hercules.
Sungguh amat sulit jalan Hercules menuju kemuliaan. Disaat sedang marah, Dewi Juno membuat mata Hercules berkilat-kilat membara. Sehingga pada suatu ketika Hercules sampai hati membunuh istri dan kedua anaknya. Setelah kemarahannya mereda, Hercules menjadi menyesal dan sedih sekali, ia menangis sepanjang hari. Tetapi para dewa sangat marah karena perbuatan Hercules yang bodoh itu. Oleh karena itu Hercules mohon pengampunan atas kejahatan yang telah dilakukannya.
Hercules kemudian pergi ke Delphi. Di sana ia bertemu dengan seorang imam wanita, namanya Pitia, yang artinya sang Kepercayaan. Imam wanita itu dapat meramalkan masa yang akan datang.
"Hercules, pergilah ke kota Tiryn. Abdikanlah dirimu dengan raja Eurystheus, pamanmu, yang akan meletakkan di atas pundakmu dua belas penderitaan dan kesusahan. Kalau kau dapat mengatasi dan menyelesaikan semuanya, kau akan mendapat pengampunan dari para Dewa," kata Pitia.
Atas petunjuk Pitia, Hercules kemudian berangkat dan memulai perjalanannya. ketika memasuki istana Tiryn, raja Eurystheus yang pemalu dan penakut menjadi ketakutan melihat kedatangan Hercules.
"Aku datang untuk mengabdikan diri kepadamu," ujar Hercules memenangkan raja Eurytheus.
"Jika demikian, pergilah kau ke hutan Nemea. Di hutan itu ada singa yang menghabiskan domba-domba dan mencabik-cabik para pengembala. Bunuhlah singa itu dan bawalah kulitnya padaku," perintah raja Eurytheus dengan maksud menjauhkan Hercules sedapat mungkin agar jangan sampai datang lagi.
"Perintahmu akan kulaksanakan," jawab Hercules
Kemudian pergilah Hercules menuju hutan Nemea. Seorang penduduk daerah itu berkata kepadanya; "Tidak tahukah kau bahwa singa itu tak dapat dilukai, karena kulitnya keras seperti besi baja?"
"Aku tak takut akan hal itu," jawab Hercules
Hercules kemudian masuk ke dalam hutan. Ketika melihat singa itu segera ia bersiap menghadapinya. Melihat ada mangsa, singa itu melompat menghadang Hercules. Dengan cepat Hercules menyerang dan menghantamnya dengan tangan kosong, lalu dengan cepat pula ia mencekik singa itu hingga menemui ajalnya.
PERINTAH YANG HARUS DILAKSANAKAN
Setelah membunuh dan menguliti singa itu, Hercules membawa kulitnya kepada raja Eurystheus.
"Sekarang pergilah menghadapi Hydra dari Lema, seekor binatang mengerikan berkepala tujuh. Dengan semburan nafasnya yang beracun telah membunuh banyak orang. Bunuhlah binatang itu!", kata raja Eurystheus saat menerima kulit singa itu. Ia langsung memberi tugas kedua kepada Hercules.
Maka pergilah Hercules dengan ditemani oleh Lolaus, sahabat karibnya. Ketika mereka sampai di danau daerah Lema, Hercules mencium dan merasakan suasana kematian, serta keheningan yang amat mencekam. Hydra tak kelihatan. Hercules melemparkan sebongkah batu ke danau dan menyalakan obor sambil berteriak, ia berhasil mengusik binatang itu.
Tiba-tiba air danau bergolak berpusar dan Hydra menyembul dengan cepat sambil mulutnya menyemburkan racun ke arah Hercules dan Lolaus. Hercules menebaskan pedangnya ke kepala Hydra, tetapi dari setiap kepala yang berhasil ditebas segera tumbuh lagi dua kepala.
"Lolaus! Ambillah obor, setelah kupenggal salah satu kepalanya segera bakar lukanya!", teriak Hercules.
"Ya....," jawab Lolaus yang gemetar karena ketakutan. Dengan cepat ia melaksanakan apa yang diperintahkan kepadanya, dicocokkan obornya pada leher Hydra yang terpenggal, maka kepala binatang itu tidak tumbuh lagi. Akhirnya Hydra binasa.
Sebelum kembali Ke Tiryn, Hercules mencelupkan ujung-ujung anak panahnya pada darah binatang itu, dan dengan demikian ia memberi racun semua anak panahnya.
![]() |
Sumber Gambar ( Foto @Source ) |
Raja Eurystheus sebenarnya tidak mengharap Hercules kembali dengan selamat. Begitu Hercules datang ia sudah menyiapkan tugas yang berikutnya. Kepadanya diperintahkan agar menangkap babi hutan Eryamnthus, seekor binatang yang sangat besar. Binatang itu sering menculik penduduk dan kemudian membunuhnya.
Ketika menghadapi binatang itu, Hercules merasa tidak takut. Saat binatang itu menyerang, ia dengan cepat meloncat menghindar. Tiba-tiba babi hutan itu melarikan diri, Hercules segera menyergap dan menangkapnya. Dipanggulnya binatang itu dan dibawa kepada raja Eurytheus yang karena amat ketakutan kepadanya, lari dan menyembunyikan diri di dalam tong besar.
Perintah berikutnya yang harus dilaksanakan Hercules adalah menangkap Ceryneia yang dikeramatkan bagi Diana. Ceryneia, adalah seekor rusa betina dengan tanduk emas dan kuku perak yang dapat lari dengan kecepatan seperti angin.
Binatang itu tak mengenal lelah, setelah memburu hampir setahun, Hercules akhirnya berhasil menangkapnya.
Perintah kelima yang harus dilaksanakan oleh Hercules ialah mengusir dan membunuh burung-burung raksasa. Burung-burung itu memiliki paruh, sayap, dan bulu dari tembaga, bulu-bulunya tajam seperti anak panah. Burung-burung itu menguasai danau Tymphalus dan melakukan pembunuhan terhadap manusia.
Hercules tak merasa gentar dan ragu. Ia mengobrak abrik dan membuat burung-burung itu keluar dari sarangnya. Hercules berhasil membunuh sejumlah besar burung itu dengan anak panahnya yang telah diberi racun ujungnya dengan darah Hydra. Burung-burung yang lain terbang melarikan diri karena peluit Hercules yang diterima dari Dewi Minerva sebagai hadiah.
Tugas selanjutnya, adalah perintah yang keenam bagi Hercules, ia harus merebut ikat pinggang Hyppolita, ratu penguasa Amazon yang memiliki bala tentara wanita. Ikat pinggang milik Hyppolita sangat mengagumkan, teranyam dari emas dan bertabur manikam. Hercules denga beberapa temannya setelah tiba di istana Amazon langsung menghadap ratu Hyppolita, dan dengan amat halus serta sopan Hercules mohon agar ikat pinggang itu dihadiahkan kepada dirinya.
Begitu mulit ratu Hyppolita yang cantik itu, ia menyetujui memberikan ikat pinggang itu. Tetapi ketika sabuk itu akan diberikan kepada Hercules, muncullah Dewi Juno dengan menyamar sebagai salah seorang prajurit wanita Amazon, ia berteriak mengatakan bahwa Hercules hendak merampok sang Ratu.
Mendengar itu, para prajurit wanita Amazon berdatangan dan menyerang Hercules dan kawan-kawannya. Dalam pertempuran itu salah satu anak panah Hercules mengenai dan membunuh Hyppolita. Hercules menjadi terkejut. Sambil memeluk tubuh Hyypolita yang sudah menjadi mayat ia menangis menyesali kejadian itu.
Eurytheus sangat gembira dapat memiliki ikat pinggang Hyppolita. Ia kemudian memberikan perintah selanjutnya, tugas ke tujuh yang harus dilaksanakan Hercules, yaitu dalam satu hari harus sanggup membersihkan kandang Raja Augeas. Raja itu memiliki beribu-ribu sapi yang merumput di berbagai padang. Setiap hari binatang-binatang itu kembali ke kandang yang luar biasa besarnya, dan selama tiga puluh tahun belum pernah dibersihkan.
Dalam kandang-kandang itu telah menumpuk kotoran tak terkirakan banyaknya, dan dihuni bermacam-macam ulat menjijikkan serta lalat. Dari kandang itu merebak bau busuk yang tak tertahankan. Membersihkannya dalam satu hari adalah suatu pekerjaan mustahil, tetapi Hercules menyanggupinya.
Di dekat kandang itu mengalir dua sungai besar. Dari bukit-bukit di sekitarnya dia membuat bendungan untuk mengalihkan aliran sungai itu melewati antara kandang-kandang, dengan demikian aliran sungai itu menghayutkan semua kotoran yang ada di dalamnya. Melihat hal itu, Eurytheus merasa putus asa dan mulai berpikir bahwa dirinya tak akan pernah berhasil membebaskan diri dari bayangan Hercules.
AKHIR HIDUP HERCULES
Dengan susah payah Hercules telah menyelesaikan semua ketujuh perintah raja Eurytheus. Tugas kedelapan, menangkap kuda-kuda betina Raja Diomedes, yaitu kuda buas yang mengerikan, dapat menyemburkan kilat-kilat api dari lubang hidungnya dan memakan daging manusia.
Dan selanjutnya Hercules harus menangkap banteng Creta, yang telah menghancurkan semua padang rumput dan membantai domba-domba gembala di pulau itu, serta menangkap banteng-banteng merah milik raksasa Geryon, binatang raksasa dengan dua kaki, tiga badan, tiga kepala dan enam lengan. Hercules berhasil menangkap semua binatang itu dan membawanya kepada Raja Eurytheus.
"Hercules keponakanku...., kau tahu bahwa jauh di barat sana ada sebuah pulau. Di sana para Hesperides menjaga apel emas yang dikeramatkan bagi Yupiter. Meskipun demikian, aku menginginkan sebagian dari buah apel emas itu," kata Eurytheus.
![]() |
Sumber Gambar ( Foto @Source ) |
Tanpa banyak kata Hercules segera berangkat untuk menunaikan tugas itu. Setelah melakukan perjalanan yang amat jauh Hercules sampai di pulau para Hesperides dan berhasil mencuri sebagian dari apel emas itu, kemudian menyerahkannya kepada Eurytheus, pamannya.
Raja Eurytheus akhirnya memberikan tugas yang terakhir, yaitu untuk menangkap Cerberus, seekor anjing yang dapat menggonggong dengan tiga kepala, yang menjaga gapura Kerajaan Maut.
Apa yang dilakukan oleh Hercules dirasa tak pantas mencuri Cerberus dari tuannya Pluto, saudara Yupiter. Oleh karena itu ia menghadap Pluto dengan rendah hati minta izin untuk mengambil anjing itu. Pluto tahu bagaimana sang pahlawan mesti diampuni.
"Baiklah, kuijinkan kau pergi ke sana. Tetapi waspadalah, karena kau harus menghadapinya sendiri tanpa senjata," jawab Pluto.
"Terima kasih sang Raja," kata Hercules.
Hanya dengan tangan kosong Hercules menghadapi Cerberus yang mempertahankan diri dengan sia-sia. Ketika ia berhasil menangkap bagian pangkal ketiga lehernya, Cerberus akhirnya menyerah. Binatang itu kemudian mengikuti Hercules dengan patuh, pergi menghadap Eurytheus.
Ketika melihat kedatangan anjing dari Kerajaan Maut itu, Raja Eurytheus berteriak ketakutan.
"Bawa pergi binatang itu, Hercules! Pergilah, dan jangan pernah kembali lagi....!"
Setelah menyelesaikan kedua belas tugas itu dengan susah payah, Hercules mendapat pengampunan dari para dewa, lalu meninggalkan Tiryn dan mulai mengembara di dunia. Ia melakukan beratus-ratus petualangan dengan mengalahkan binatang-binatang buas, menghukum orang-orang jahat, dan membantu yang lemah.
Akhirnya Hercules sampai di istana Aetolia, dan jatuh cinta kepada seorang gadis cantik putri seorang raja yang bernama Deianira. Tetapi sang putrai telah ditunangkan dengan Anchelous, seorang tukang sihir raksasa yang mampu beralih rupa menjadi seekor ular, banteng, bahkan menjadi manusia berkepala kambing.
"Aku tak takut, baik terhadap ular, banteng atau kambing," ucap Hercules. Kemudian ia menjumpai Anchelous dan mengatakan bahwa dirinya hendak memperistri Deianira.
Dengan tiba-tiba Anchelous berubah menjadi banteng dan menyerang Hercules. Dengan cekatan Hercules berhasil merengut dan mematahkan salah satu tanduknya. Anchelous kemudian berubah menjadi manusia lagi.
"Cukup, kau telah mengalahkan aku. Ambillah gadis itu," katanya.
Dengan demikian Hercules memperistri Deianira, dan mereka lalu mengembara, mengikuti nasibnya, ke seluruh daerah, menghadapi setiap jenis petualangan. Indah memang, tapi oleh nasib telah ditentukan tidak berlangsung lama.
Suatu ketika, karena harus mengarungi sungai Euenas yang besar dan meluap airnya, Hercules minta bantuan kepada Nessus, seekor Centaurus, makhluk setengah kuda, setengah manusia.
"Dengan senang hati, Hercules, aku akan membawa istrimu ke seberang," jawab Nessus, kemudian menaikkan Deinaira ke atas punggungnya, dan segera melarikannya.
Mendengar teriakan istrinya, Hercules langsung membidikkan anak panah beracunnya dan tepat mengenai tubuh Nessus.
"Deianira, aku berasa bahwa kematian telah mendekatiku. Aku sebenarnya tidak ingin menistaimu, tetapi hanya ingin menunjukkan cintaku padamu....," kata binatang setengah kuda setengah manusia itu dalam keadaan sekarat.
"Untuk mendapatkan pengampunanmu aku ingin memberitahukan bahwa dengan darahku kau dapat membuat ramuan ajaib. Bila suatu hari nanti Hercules tidak lagi mencintaimu, suruhlah ia mengenakan jubah yang kau celupkan dalam ramuan itu... ia akan mencintaimu kembali lebih daripada sebelumnya..." Setelah berkata demikian Nessus menemui ajalnya.
![]() |
Sumber Gambar ( Foto @Source ) |
Beberapa tahun kemudian, karena takut Hercules tidak mencintainya lagi, Deinaira mencelupkan sepotong jubah dalam ramuan darah Centaurus dan mengenakan pada suaminya. Namun, terjadilah sesuatu yang mengerikan. Nessus telah berdusta, ia tahu bahwa panah yang telah membunuh dirinya itu adalah panah beracun, dan ia ingin membalas dendam. Racun itu kemudian membakar tubuh Hercules seperti nyala api.
Dengan mengaduh kesakitan Hercules berusaha melepaskan jubah itu, tetapi sia-sia. Jubah itu seakan-akan telah meresap memasuki kulitnya dan menyiksanya. Karena tak mampu menahan siksaan itu, Hercules mengangkat timbunan kayu api dan membakar dirinya.
Demikian akhir hidup Hercules... Tetapi, sebagai imbalan atas jerih payahnya menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan, Yupiter menangkat Hercules ke puncak gunung Olympus... dan menjadikan makhluk yang tak dapat mati, seperti para Dewa!
Begitulah Kisah Lengkap / Dongeng Hercules yang begitu melegenda yang mungkin sering kita dengar saat kita kecil dulu.
Komentar
Posting Komentar